Kulitmu Mudah Terbakar Matahari?

Paparan sinar UV, khususnya UV B, bukan satu-satunya penyebab sunburn, lho. Faktor tipe kulit juga berpengaruh.
Pixabay

Hi Cantiq… Topik kali ini kita mau bahas adalah tentang kulit yang mudah terbakar matahari. Tentunya kamu tahu kalau salah satu efek negatif dari paparan sinar matahari atau yang juga disebut ultraviolet/UV adalah terjadinya sunburn, kondisi dimana kulit terbakar oleh sinar matahari.

Salah satu faktornya adalah kadar paparan sinar UV, khususnya UV B. Perlu kamu tahu, bahwa yang berperan dalam terjadinya sunburn adalah musim (berkaitan dengan posisi sinar matahari di langit) dan ketinggian suatu tempat. Paparan UV B makin kuat pada musim panas (summer) dan dingin (winter), saat matahari dalam posisi tertinggi (jam 12.30-14.00), dan di daerah yang makin tinggi dari atas permukaan laut.

Sementara dari manusia sendiri, faktor tipe kulit juga berpengaruh. Dimana makin terang warna kulit seseorang, makin mudah terjadinya sunburn (tipe kulit 1, 2, dan 3). Selain itu, konsumsi obat-obat tertentu (tetrasiklin, doksisiklin, fenhidramin), kelainan penyakit tertentu (lupus eritematosus, rosacea) dan pengolesan sediaan kimia tertentu (asam retinoat, psoralen), membuat kulit menjadi lebih sensitif terhadap paparan sinar UV.

Penggunaan sunblock sudah sangat tepat sebagai salah satu cara melindungi kulit. Namun, perlu diingat bahwa sesuai dengan SPF (Sun Protection Factor) yang dimiliki suatu produk, maka setelah beberapa waktu pengolesan, harus diulang kembali (diolesi kembali).

Demikian juga jumlah yang dioleskan harus diperhatikan (minimal satu sendok untuk seluruh wajah dan leher, lebih dari satu sendok makan untuk setiap tungkai). Sunbclok harus dioleskan kurang lebih 20 menit sebelum terpapar sinar matahari.

Untuk kamu yang hendak berenang atau berolahraga, gunakan sunblock yang waterproof atau sweat proof (tahan air atau tahan keringat).

Bila sudah terjadi sunburn, berikan kompres dingin pada area yang terbakar dan banyak minum air putih. Untuk mengurangi keradangan atau rasa nyeri, bisa mengonsumsi obat anti inflamasi (aspirin, ibuprofen). Jika memungkinkan konsultasi ke dokter spesialis kulit terdekat, karena mungkin diperlukan krim tertentu.

Semoga informasi ini bermanfaat, ya.