Sehat Pencernaannya, Optimal Tumbuh Kembangnya!

Caleb Oquendo via pexels.com

Demam Tifoid pada Anak
Pada 2019, sekitar sembilan juta orang mengalami demam tifoid dan 110.000 orang di antaranya meninggal. Demam tifoid adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Penyebaran infeksi terjadi melalui makanan atau air yang terkontaminasi bakteri.

Selain demam yang berkepanjangan, gejala lain yang ditimbulkan meliputi sakit kepala, mual, nyeri perut, konstipasi atau diare. Sebagian penderita bahkan dapat mengalami ruam. Kasus demam tifoid yang berat dapat menyebabkan komplikasi yang berakibat fatal.

“Demam tifoid dapat diobati dengan antibiotika. Meskipun gejala sudah menghilang, tetapi penderita dapat menjadi carrier yang masih dapat menginfeksi orang lain melalui bakteri di tinja. Sehingga penting dilakukan pemeriksaan untuk memastikan bakteri Salmonella typhi sudah tidak ada lagi dalam tubuh pasien,”ujarnya.

BACA JUGA: Mengenali Tanda dan Cara Mengatasi Speech Delay

dr. Frieda mengatakan, bahwa demam tifoid cenderung terjadi pada area dengan sanitasi yang kurang baik dan kebersihan air minum yang kurang terjaga.

“Akses air minum bersih, sanitasi yang baik, higienitas saat mengolah makanan, dan vaksinasi tifoid, efektif mencegah terjadinya infeksi penyakit ini. Vaksinasi tifoid direkomendasikan untuk anak berusia 2 tahun, dan orang dewasa sampai usia 45 hingga 65 tahun (tergantung dari jenis vaksin yang digunakan),” paparnya.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi bakteri Salmonella typhi antara lain:

  • Memasak makanan sampai matang.
  • Menghindari susu mentah, dan mengonsumsi susu pasteurisasi atau susu steril.
  • Menghindari konsumsi es batu yang tidak jelas sumber airnya.
  • Mengonsumsi air minum yang steril atau sudah dimasak.
  • Mencuci tangan dengan benar menggunakan sabun dan air mengalir, sebelum mengolah makanan dan sebelum makan.
  • Mencuci sayur dan buah dengan benar.