7. Diet Rendah Karbohidrat
Pernah dengar kalau orang yang menjalani diet keto sering merasa haus? Itu bukan kebetulan. “Karbohidrat menyerap dan menahan lebih banyak air dibandingkan protein atau lemak,” jelas Becky Kerkenbush, R.D.-A.P., pendiri The Delightfuel Dietitian.
Ketika asupan karbo turun drastis, tubuh jadi lebih sering buang air kecil, sehingga rasa haus pun meningkat. Kabar baiknya, minum cukup air dapat membantu mengatasi efek ini.
8. Kehamilan
Pada trimester pertama, volume darah ibu hamil meningkat. Hal ini memaksa ginjal bekerja lebih keras, sehingga produksi urine bertambah. Akibatnya, ibu hamil jadi lebih sering buang air kecil sekaligus merasa lebih haus.
Mual dan muntah di awal kehamilan, juga bisa memperparah dehidrasi, sehingga tubuh semakin menuntut asupan cairan tambahan.
9. Pendarahan Berlebihan
Kehilangan darah yang banyak—baik karena haid deras maupun kondisi lain seperti tukak lambung yang berdarah—dapat membuat tubuh menyalakan alarm haus. “Pendarahan berlebihan juga bisa memicu anemia, yaitu berkurangnya sel darah merah lebih cepat dari pembentukannya,” kata Dr. Rosen.
Tes darah dan pemeriksaan fisik diperlukan untuk mengetahui penyebab pastinya.
10. Diabetes Insipidus
Berbeda dari diabetes tipe 1 dan 2, diabetes insipidus adalah kelainan langka yang memengaruhi keseimbangan cairan tubuh. Penderitanya sering buang urine dalam jumlah banyak, sehingga tubuh cepat kehilangan cairan.
“Karena kehilangan air cukup besar melalui urine, tubuh merespons dengan meningkatkan rasa haus,” jelas Dr. Hall. Penanganannya tergantung pada tipe diabetes insipidus yang diderita, sehingga dokter perlu melakukan serangkaian tes terlebih dahulu.
BACA JUGA: Hasil Studi: Terlambat Sarapan Bisa Tingkatkan Risiko Kesehatan
Haus bukan sekadar tanda butuh minum, tetapi juga cara tubuh memberi tahu ada sesuatu yang perlu diperhatikan. (*/rez)
Leave a Reply