Tidak Hanya Anak, Pneumonia juga Beresiko Tinggi Pada Orang Dewasa dan Lansia

Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K), Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Foto: Naomi / CANTIQQU

PNEUMONIA PADA ORANG DEWASA

Selain anak-anak, orang dewasa juga memiliki risiko tinggi terhadap pneumonia. Data Riskesdas Indonesia pada tahun 2018 menunjukkan, bahwa prevalensi pneumonia meningkat seiring bertambahnya usia, dengan 2,5% pada kelompok usia 55-64 tahun, 3% pada kelompok usia 65-74 tahun, dan 2,9% pada usia 75 tahun ke atas.

Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-Al, FINASIM, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Vaksinasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) menyampaikan, bahwa pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi yang bersifat serius, khususnya pada populasi usia lanjut dan pasien dengan kondisi komorbid.

Pasien yang sudah terinfeksi pneumonia dan memerlukan perawatan di rumah sakit rata-rata selama 12 hari, dengan 14% diantaranya memerlukan perawatan di ICU.

Ada berbagai faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya pneumonia pada dewasa, seperti faktor umur, pekerjaan, gaya hidup, dan kondisi kesehatan. “Risiko pneumonia juga semakin tinggi apabila sebelumnya, pasien sudah memiliki penyakit kronis,” jelas dr. Sukamto.

Lebih lanjut dikatakan, bakteri pneumokokus yang merupakan salah satu penyebab pneumonia dapat menyerang seluruh kelompok usia dewasa. Hal ini bisa disebabkan oleh melemahnya daya tahan tubuh seiring pertambahan usia.

Oleh sebab itu, setiap orang dewasa perlu menjalani vaksinasi guna melindungi diri dari risiko pneumonia, sehingga dapat membantu mengurangi risiko rawat inap, biaya pengobatan yang tinggi, dan komplikasi yang mungkin timbul akibat pneumonia.

BACA JUGA: Sehat Pencernaannya, Optimal Tumbuh Kembangnya!

Selain orang dewasa dalam kategori usia lanjut, kelompok produktif (18-65 tahun) juga memiliki risiko terhadap penyakit ini. Faktor seperti paparan polusi udara pada lingkungan kerja, dapat meningkatkan risiko pneumonia pada usia produktif.

Dikatakan dr. Sukamto, bahwa perekonomian negara dapat memperoleh manfaat besar dari peningkatan penerimaan imunisasi di semua kelompok umur. “Imunisasi merupakan salah satu intervensi kesehatan masyarakat yang paling hemat biaya yang kita miliki,” tuturnya.

Berdasar studi International Longevity Centre UK, setiap US$1 (Rp16.000) yang diinvestasikan dalam imunisasi pneumonia dewasa, menghasilkan US$19 (Rp300.000) kembali ke sistem kesehatan dan masyarakat yang tentunya melampaui pengeluaran untuk perawatan pneumonia.

Dr. Cri Sajjana Prajna Wekadigunawan, DVM., MPH., Ph.D, Bidang Humas dan Media PP IAKMI menyimpulkan, bahwa imunisasi pneumonia memiliki peran yang penting untuk mewujudkan generasi sehat dan produktif di Indonesia.

Ia mengatakan, “kami berharap masyarakat agar lebih sadar akan pentingnya gaya hidup sehat, dan vaksinasi sebagai langkah preventif melindungi diri dari pneumonia.” (*/rez)