Perawatan Paliatif Berikan Kehidupan Berkualitas Hingga Akhir Hayat

Naomi / CANTIQQU

EDUKASI LAYANAN PALIATIF KE PUBLIK UNTUK PERLUAS AKSES

Saat ini, RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) kembali mendapatkan kepercayaan dari dari Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk penyelenggaraan pelatihan regional bagi tenaga medis, Regional Training Course (RTC): Train the Trainers on Guideline for Palliative Radiotherapy, pada 2-6 Desember untuk meningkatkan kualitas pelayanan radioterapi paliatif.

Direktur Utama RSCM, dr. Supriyanto, Sp.B, FINACS, M.Kes, menyebutkan, acara ini diikuti oleh peserta dari 15 negara berbeda, dengan jumlah peserta hingga 50 peserta. Selain itu, ada juga sejumlah narasumber mancanegara.

Naomi / CANTIQQU

Adapun tim ahli onkologi dari RSCM akan berpartisipasi aktif di setiap sesi, dari berbagai disiplin seperti onkologi Radiasi, kedokteran paliatif, hingga gizi klinik.

Dia menyebutkan, pelatihan ini khususnya untuk dokter spesialis onkologi radiasi dan fisikawan medis. Pelatihan ini terdiri dari sesi diskusi panel multidisiplin, demo kasus, dan sesi berbagi praktik terbaik dalam radioterapi paliatif. Tema utama yang dibahas adalah penanganan perdarahan dan obstruksi akibat kanker, serta aspek akses terhadap radioterapi paliatif.

Soehartati mengatakan, bahwa pelatihan ini sebagai upaya memperluas akses pasien ke pelayanan paliatif, serta agar ilmu tersebut dapat diterapkan oleh masyarakat.

“Bagaimana setiap negara nanti bisa melakukan hal tersebut menurunkan ke masyarakat sehingga perawatan bisa dilakukan di primary healthcare. Bahkan di posyandu-posyandu, karena banyak relawan yang melakukan tindak paliatif ini,” kata Profesor Onkologi Radiasi RSCM itu.

Ia menambahkan, “ Pelatihan ini adalah bagian dari upaya kami untuk mengemukakan bahwa pelayanan paliatif melibatkan berbagai aspek, dan khususnya di bidang radioterapi, penting sekali untuk terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk memberikan terapi radiasi yang efektif, aman, dan high-quality.”

Sementara dr. Renan Sukmawan, Sp.JP(K), PhD, FIHA, FACC , Direktur Medik dan Keperawatan RSCM, menyebutkan bahwa pihaknya terus mengembangkan layanan paliatif, baik ilmu, alat, metode, personel, bahkan teknologinya. Selain itu, Renan menyebutkan bahwa mereka juga menjalin hubungan dengan komunitas, guna memetakan kapasitas layanan paliatif yang dapat dilakukan RSCM dan tempat lain.

“Mudah-mudahan dengan ini, layanan kanker kita komprehensif, sehingga juga memperpanjang harapan hidup dan memperbaiki kualitas hidup terutama, kualitas hidup pasien-pasien kita yang berada pada end of life stage,” katanya.

Melalui kegiatan kolaborasi internasional ini, kata Soehartati, RSCM dapat memberikan layanan yang lebih efektif untuk pasien kanker stadium lanjut di Indonesia. Selain itu, katanya, kolaborasi ini diharapkan akan meningkatkan kualitas tatalaksana pengobatan, sehingga pasien dapat menerima perawatan yang lebih optimal dan menyeluruh.

“Dengan kemajuan yang dicapai melalui kerjasama ini, RSCM diharapkan dapat menjadi pengampu bagi rumah sakit-rumah sakit di seluruh Indonesia, memberikan dampak positif pada sistem pelayanan kesehatan kanker di tingkat nasional,” ujar Soehartati

Deputy Director General QST Hospital Jepang, Masaru Wakatsuki, yang menjadi salah satu pemateri dalam pelatihan itu, menyebutkan bahwa Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mempercayai Indonesia, terutama RSCM, untuk memberikan pelatihan itu karena RSCM memiliki pelayanan yang canggih terkait perawatan paliatif.

Dia berharap, dengan pelatihan itu, ilmu tentang layanan paliatif dapat disampaikan dengan baik ke tenaga medis dan publik, sehingga warga Indonesia tidak perlu jauh-jauh perawatan ke luar negeri.

Dalam kesempatan itu dia mengingatkan bahwa yang terpenting dalam pelayanan paliatif adalah komunikasi pasien dan tenaga medis. (*/rez)