Tidak Hanya Anak, Pneumonia juga Beresiko Tinggi Pada Orang Dewasa dan Lansia

Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K), Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Foto: Naomi / CANTIQQU

Pneumonia merupakan masalah serius dalam kesehatan masyarakat di Indonesia. Pneumonia atau sering disebut sebagai radang paru atau ‘paru-paru basah’, merupakan salah satu penyakit pernapasan yang paling mematikan di dunia. Oleh karena itu, Pneumonia tidak boleh dianggap remeh.

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus pneumoniae, yang biasanya hidup di saluran pernapasan bagian atas, dan dapat menyebar melalui percikan air liur atau dahak, saat penderita batuk. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang usia atau kondisi kesehatan.

Terkait bahayanya pada anak, UNICEF mengestimasi ada 19.000 anak balita yang meninggal karena pneumonia di Indonesia pada 2018.

“Angka kematian anak akibat pneumonia, tidak pernah lepas dari tiga perangkat teratas penyebab kematian anak, sehingga menunjukkan betapa bahayanya penyakit ini,” ujar Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K), Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam diskusi publik yang dihelat Pfizer Indonesia, berkolaborasi dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), yang bertajuk ‘Bersama Cegah Pneumonia Menuju Indonesia Emas 2045’ di Jakarta, beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Kenali Kanker Lambung yang Sering Dikira Sakit Maag dan Cara Mencegah

Di Indonesia, pneumonia termasuk dalam 10 penyebab utama kematian, terutama pada kelompok rentan seperti bayi dan anak-anak di bawah 5 tahun.

Data Profil Kesehatan 2022 menyebutkan, bahwa pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar pada post-neonatal (29 hari-11 bulan) yaitu sebesar 15,3%, dan pada balita kelompok usia 12-59 bulan sebesar 12,5%.

Gejala pneumonia pada anak dapat dideteksi dan dapat dicegah, dengan hidup bersih dan sehat serta konsumsi makanan bernutrisi, sehat dan seimbang termasuk ASI eksklusif.

Selain itu, imunisasi juga tak kalah penting untuk dilakukan, sebagai langkah utama dalam mencegah pneumonia pada anak.

“Dengan imunisasi yang lengkap, anak akan terhindar dari penyakit pneumonia, maupun penyakit yang berbahaya lain, seperti radang selaput otak dan radang telinga atau otitis yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus,” kata Prof. Hartono.

Imunisasi pneumokokus lengkap dapat menekan angka prevalensi pneumonia pada anak-anak.