Di dunia maya, siapapun bisa jadi idola dan punya banyak pengikut, termasuk hewan. Bobby Kertanegara misalnya, kucing milik Presiden Prabowo ini, punya pengikut mencapai lebih dari 1 juta orang di Instagram.
Tak sedikit artis, influencer atau kreator konten, yang ngonten bareng hewan peliharaan. Contohnya Cinta Laura yang mengadopsi kucing liar, lalu memberinya nama Spikey Augustus Kiehl. Unggahannya bersama kucingnya, selalu mendapat respon positif dari warganet, bahkan ada yang sampai ditonton 1 juta kali di Instagram.
Merespons tren dan popularitas anabul alias anak berbulu, jadi konten bersama public figure, drh. Taufiq Ahmad Farizi memberi tanggapan positif. Menurutnya, tren ini merefleksikan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap kesejahteraan hewan meningkat, apalagi jika diperoleh dengan cara adopsi dan bukan membeli.
“Bahkan kucingnya pun bisa jadi influencer dan jadi tren. Hewan jadi influencer, kalau mau melihat dari sisi positif, makin ke sini kesadaran masyarakat Indonesia terhadap perikehewanan atau kesejahteraan satwa meninggi,” kata Taufiq Ahmad Farizi dalam gelar wicara, SmartHeart Gold Veterinary Diet Gastrointestinal pada Kucing dan Anjing di Jakarta, pekan lalu.
BACA JUGA: Tidak Hanya Anak, Pneumonia juga Beresiko Tinggi Pada Orang Dewasa dan Lansia
Saat pandemi Covid-19 melanda dunia pada 2020, terdapat kenaikan populasi hewan peliharaan. Makin banyak orang memelihara hewan, karena bosan di rumah.
“Mau apa, ya? Akhirnya memelihara anabul kucing atau anjing. Makin banyak yang memelihara hewan, makin banyak pula kepedulian. Makin banyak juga yang bikin konten tentang kesejahteraan anabul,” ujarnya.
Meski ini adalah hal yang baik dan positif, namun Taufiq juga mengingatkan pentingnya perawatan bagi anabul. Dia menyebut ada lima hal penting.
“Pertama, nutrisi atau makanan. Ada pepatah mengatakan: you are what you eat. Kalau kita memberikan yang baik serta bernutrisi ke anabul, otomatis mereka akan hidup jauh baik dan sehat,” ucapnya.

Menyambung pernyataan tersebut, Veterinarian Marketing PT Perfect Companion Indonesia, drh. Ernita Widyasari mengatakan, setidaknya pemilik anabul dapat memilih makananan sesuai hewan peliharaannya.
“Misalnya ada veterinary diet gastrointestinal dirancang untuk mengatasi gangguan pencernaan anabul dengan formula yang mudah dicerna, rendah lemak, dan tinggi serat. Ini mendukung pertumbuhan bakteri baik pada usus juga,” ucap Ernita Widyasari.
“Sementara itu juga ada makanan dengan weight management yang diformulasikan untuk membantu anabul mencapai berat badan ideal. Dengan kandungan kalori terkontrol dan nutrisi seimbang, ia efektif menurunkan bobot secara bertahap, tanpa membuat anabul kelaparan,” sambungnya.
BACA JUGA: Kenali Kanker Lambung yang Sering Dikira Sakit Maag dan Cara Mencegah
Selain makanan, hal kedua yang penting adalah olah tubuh. Anjing misalnya, perlu dilatih menggerakkan tubuh. Baik yang kecil, sedang atau anjing dewasa, mereka punya kebutuhan berolahraga agar badan tetap sehat dari aspek otot hingga organ jantung. Ketiga, vaksinasi rutin untuk mencegah penyakit.
“Pada kucing, yang paling sering terjadi Panleukopenia. Kalau anjing, rabies. Semua penyakit itu mematikan. Vaksinasi rutin membantu mencegah penyakit tersebut atau minimal ketika kena, gejalanya jauh lebih ringan,” bebernya panjang.
BACA JUGA: Kesehatan Mental di Era Digital: Awas Medsos Anxiety!
Keempat, kasih sayang. Banyak orang berpikir memelihara hewan yang penting diberi makan rutin. Faktanya, mereka juga butuh kasih sayang seperti diajak bicara. Itu berdampak positif terutama bagi anjing yang dikenal sensitif, yang bisa merasakan perasaan pemiliknya.
“Terakhir, kalau bisa dan mau, sterilkan. Banyak orang peduli hewan sebatas memberi makan, tapi tak mampu mengurus. Efeknya, saat hewan itu berkembang biak, mereka membuang anak-anaknya ke jalan,” sambung Taufiq Ahmad Farizi. (*/rez)
Leave a Reply