Chacha Frederica Pamerkan Keindahan Batik Kendil Emas

Naomi / CANTIQQU

Wynne Frederica atau yang akrab dipanggil Chacha Frederica, baru saja memperkenalkan kekayaan seni Kendal, yaitu Batik Kendil Emas kepada masyarakat luas. Dukungan pun datang dari suaminya yang juga Bupati Kendal, Dico M. Ganinduto.

Baik Dico maupun Chacha menyadari, pentingnya melestarikan batik yang menjadi warisan budaya yang telah lama menjadi kebanggaan bangsa Indonesia, yang melintasi batas-batas wilayah dan generasi. Setiap daerah dari Sabang sampai Merauke, memiliki batik dengan karakteristik, corak, filosofi yang unik tersendiri, tidak terkecuali dengan kabupaten Kendal, Jawa Tengah.

Dalam upayanya untuk memperkenalkan Batik Kendil Emas, keduanya berkolaborasi dengan desainer Mel Ahyar.

“Ini merupakan batik yang asli dari kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Selama ini semua orang sudah tahu kabupaten Kendal, tapi kalau ditanya kerajinannya apa, motif khas batiknya itu apa, ciri khasnya apa aja? Kadang-kadang sering bingung jawabnya. Kadang-kadang (jawabnya) ‘Kendal itu kan ada kendilnya’. Tapi kan belum ada hak patennya. Alhamdulillah sekarang ada lima motif batik dari kabupaten Kendal yang memang sudah dipatenkan,” ujar Chacha saat ditemui di Le Nusa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (20/11).

Naomi / CANTIQQU

Batik Kendil Emas ini memiliki lima motif, yaitu Agra Samodra, Akara Kundika, Bahurekso, Kendalasari, dan Bhumi Kendala Pura Sogan.

“Ada enam motif batik yang sudah dipatenkan oleh kabupaten Kendal. Lima motif, Agra Samodra, Akara Kundika, Bahurekso, Kendalasari, dan Bhumi Kendala Pura Sogan, dan ditambah satu motif Bhumi Kendala Pura Sogan dalam versi hitam putih. Untuk produk koleksinya, yang sudah punya kabupaten Kendal ada lima koleksi. Saya buatnya sekitar 20 koleksi, part dari collaboration agreement-nya sebagian koleksi milik saya, sebagian kita kasih gift muse-muse yang terlibat, dan lina koleksi ada di Kendal. Dan ini sudah menjadi harta kekayaan budaya Kendal,” ujar Mel Ahyar.

Mel menambahkan, “Project ini tidak terlepas dari visi misi kedua orang hebat (Chacha Frederica dan Dico Ganinduto) yang mau membawa Kendal itu menjadi kabupaten yang selain kaya akan hasil dari buminya, dengan topografinya yang terdiri dari pegunungan dengan 281 desa, kita juga ingin gaungkan kendal ini melalui satu hasil karya budaya.”

Naomi / CANTIQQU

Tema Kendil Emas sendiri diangkat dari sejarah Bupati ke sembilan, kyai Kendil Wesi, yang mewariskan satu pusaka berupa kendil dari besi pada masyarakat Kendal.

“Kita ganti besinya ini menjadi emas. Supaya nama kendil emas ini jadi doa buat Kendal. Karena emas itu melambangkan kemakmuran dan kejayaan untuk masyarakat Kendal,” kata fashion designer itu.

Dico Ganinduto menyebut, karya ini sebagai simbol kejayaan dan harapan bagi masyarakat Kendal. “Karya ini merupakan kebanggaan yang harus terus dijaga oleh generasi mendatang,” ujarnya.

BACA JUGA: Arman Armano Makeup Awards 2024, Panggung Baru Kreativitas

Semenjak menjadi istri Bupati, Chacha Frederica pun otomatis menjadi ketua Dekranasda Kendal. Salah satu tugasnya adalah memajukan UMKM setempat. Di sisa masa jabatan suaminya, ia pun ingin memperkenalkan batik kendal sebagai warisan budaya.

“Ketika awal saya menjadi Bupati Kendal, saya memberikan PR pada istri saya, bagaimana bisa meningkatkan awareness daripada kabupaten Kendal. Dimana kabupaten Kendal bisa jauh dikenal lagi, secara nasional maupun internasional, dengan karya-karyanya. Sehingga akhirnya istri saya beserta jajarannya berupaya bekerjakeras, ikhtiar, akhirnya menggandeng Ibu Mel Ahyar, yang ternyata Alhamdulillah, di penghujung jabatan kami sebagai Bupati Kendal, kita bisa launching Batik Kendil, yang menjadi sebuah karya yang menurut kami sangat baik untuk awareness kabupaten Kendal. Dan meningkatkan UMKM di bidang batik,” ucap Dico.

Sebagai Ketua Dekranasda Kendal, Chacha memimpin pengembangan motif batik dengan pendekatan langsung ke pengrajin lokal. “Kami melakukan survei langsung ke desa-desa untuk memahami potensi yang bisa diangkat,” ujarnya.

Selama tiga bulan, tim kreatif bekerja intensif untuk menciptakan enam motif batik dengan filosofi yang unik. Salah satunya adalah ‘Agra Samudera’, yang terinspirasi dari topografi Kendal dengan gunung bertumpuk, menggambarkan batik sebagai representasi kekayaan kendal.

BACA JUGA: Ada Karya 3 Siswa SMK dan 10 Desainer Indonesia di Front Row Paris 2024

Karya ini juga mempromosikan produk makrame buatan tangan, hasil kreativitas pekerja seni di Kendal. “Makrame ini dipadukan dengan busana agar lebih dikenal masyarakat,” ungkap Chacha.

Proyek ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk pengrajin UMKM yang mendapat perhatian besar. “Kami ingin pengrajin batik naik kelas, bisa bersaing di pasar nasional,” kata Dico. Ia juga menetapkan kebijakan, dimana ASN Kendal wajib mengenakan batik Kendal di hari tertentu. “Kami ingin batik ini menjadi ikon daerah yang dikenal luas,” katanya.

Chacha mengatakan bahwa dengan upaya tersebut, motif Kendil Emas telah dipatenkan dan dijadikan aset penting Kendal. “Hak cipta ini adalah warisan budaya yang harus terus dilestarikan,” tegasnya. Pengrajin lokal, muse, hingga platform fashion turut mendukung popularitas batik ini. “Kami bekerjasama dengan Nagita Slavina untuk mengangkat citra batik ini,” ujar Chacha.

BACA JUGA: Ada Keindahan Lurik di Koleksi “Cascade” Amanda Hartanto

Batik ini juga dipajang secara eksklusif di Perpustakaan Kendal, sebagai lambang kebanggaan masyarakat. “Harapannya, ini menjadi simbol yang selalu membanggakan warga Kendal. Kami berdoa agar batik Kendal dikenal tidak hanya di Indonesia, tetapi juga internasional. Warisan ini menjadi bukti kolaborasi masyarakat dan pemerintah yang kuat,” ujar Dico.

Dengan segala potensi dan nilai budayanya, Batik Kendal kini menjadi simbol harapan untuk masa depan yang lebih gemilang bagi masyarakat Kendal. Melalui inovasi dan promosi berkelanjutan, Batik Kendal diharapkan mampu memperkuat identitas daerah, sekaligus meningkatkan kesejahteraan para perajin batik lokal.

Naomi / CANTIQQU

Dico berharap hasil karya dari batik Kendil Emas bisa terus dijaga dan dirawat, ketika ia tidak lagi menjabat sebagai Bupati.

“(Jabatan) kita sampai Februari 2025, kemudian nanti ada yang melanjutkan. Harapannya sesuatu yang sudah diawali dengan baik, bisa terus dilanjutkan. Bupati selanjutnya, mungkin kalau punya ide-ide lain untuk memperkaya karya-karya dari Kendal, mungkin bisa dilakukan penambahan berkala untuk motif batiknya. Kalau dari kita, ini sudah lebih dari cukup, dari yang sebelumnya nggak ada sama sekali, sekarang kita sudah punya motif batik yang sudah kita patenkan,” ujar Dico.

Chaca berharap lima jahitan baju (koleksi) batik milik Kendal bisa dipajang terus diperpustakaan Kendal. “Siapapun bupatinya setelah mas Dico baju itu harus dipajang terus di perpustakaan Kendal, karena itu milik masyarakat Kendal. Kebanggaan warga Kendal. Tolong di jaga asetnya terus menerus,” tandas Chacha. (*/rez)