Museum Nintendo Siap Ajak Kamu Bernostalgia Masa Kecil

Richard A. Brooks/AFP/Getty Images

Bagi kamu yang lahir di era tahun 80-90an, tentu masih tersimpan dalam memori, saat kita mengambil kontroler Nintendo Entertainment System—entah itu milik sendiri, atau numpang main di rumah teman—dan masuk ke dunia penuh warna Super Mario Bros., Zelda, dan Donkey Kong.

Mendengar melodi ikonik dari Super Mario Bros., seakan membawa kita kembali pada kenangan masa kecil. Jika game-game itu memainkan peran penting dalam masa kecilmu, museum Nintendo di Jepang adalah tempat yang wajib untuk kamu kunjungi.

Museum ini dibuka untuk umum hari ini, 2 Oktober. Ruang interaktif ini terletak di bekas kompleks pabrik perusahaan video game di Uji, selatan kota Kyoto, sekitar satu jam perjalanan.

Tersebar di tiga bangunan utama, Museum Nintendo akan mengajak pengunjung melihat perjalanan 135 tahun perusahaan, dengan pameran yang lengkap, termasuk konsol dan prototipe langka, game interaktif, dan bahkan restoran burger bertema.

Richard A. Brooks/AFP/Getty Images

Meskipun pengunjung tidak akan dapat melompat dan meninju “question blocks” seperti Mario—mereka dapat melakukannya di taman hiburan Super Nintendo World di dekat Osaka—mereka akan memiliki akses ke banyak informasi yang memberikan wawasan tentang pemikiran ‘dalang’ dibalik Nintendo, Shigeru Miyamoto, yang juga dikenal sebagai bapak Super Mario.

Perusahaan video game raksasa ini pertama kali didirikan dengan nama Hanafuda (yang berarti Kartu Bunga), produsen kartu permainan Jepang, pada tahun 1889. Sebuah bagian di museum yang disebut “Craft and Play”, didedikasikan untuk awal yang sederhana ini, dan terdapat ruang Hanafuda di mana pengunjung bisa belajar bermain kartu permainan tradisional, dengan bantuan teknologi, dan dapat mengikuti workshop/lokakarya untuk membuat kartumu sendiri.

BACA JUGA: 5 Alasan Mengapa Solo Traveling Penting untuk Kamu Coba

Tetapi atraksi utama museum ini adalah area “Discover”, sebuah aula besar yang berisi pameran hampir setiap produk yang pernah dirilis oleh perusahaan, termasuk perangkat edisi terbatas yang langka, dan prototipe yang tidak berhasil.

Hal yang menarik lainnya dari area Discover, adalah koleksi delapan game interaktif khusus—masing-masing mewakili kreasi ikonik dalam sejarah game perusahaan.

Richard A. Brooks/AFP/Getty Images

Sementara itu, “Big Controller” memungkinkan pemain berkolaborasi dan memainkan game klasik Nintendo. Seperti namanya, kontroler berukuran besar itu dibuat menyerupai yang asli dari konsol seperti Wii dan Famicom.

Di antara mini-game yang ditawarkan, game menembak laser yang disebut “Zapper & Scope,” merupakan sistem penembak pistol ringan yang dikembangkan pada tahun 1973, dan “Love Tester,” yang pertama kali diluncurkan pada tahun 1969.

Pengunjung museum akan diberikan 10 koin digital, yang dapat mereka gunakan untuk bermain game. Tetapi hati-hati, karena tidak bisa membeli koin tambahan, jadi pengunjung harus membuat strategi dan memilih dengan bijak.

BACA JUGA: 9 Lagu BTS yang Akan Bantu Kamu Melewati Masa Sulit

Museum ini dipenuhi dengan detail yang unik dari Nintendo, mulai dari beberapa kinopio (Toads) yang akan bernyanyi ketika kepala mereka disentuh, hingga loker yang menyerupai kaset Gameboy.

Kafe museum, Hatena Burger, memiliki dekorasi bertema Nintendo, sementara toko menjual suvenir seperti bantal kontroler yang besar, gantungan kunci, dan Hanafuda.

Ingin mengunjunginya? Inilah bagian yang sulit. Karena kamu tidak bisa tiba-tiba datang ke lokasi dan membeli tiket.

Pengunjung harus pergi ke situs museum dan mendaftar untuk undian, setidaknya tiga bulan sebelumnya. Artinya, wisatawan sekarang dapat mengikuti undian untuk mendapatkan tiket, dan dapat memilih hingga tiga tanggal dan waktu yang disukai. Pemenang akan diumumkan dua bulan sebelum tanggal kunjungan, dan tiket harus segera dibayar.

Tiket untuk masuk ke museum ini seharga 3.300 yen (Rp.350.000) untuk orang dewasa, dan 2.200 yen (Rp.234.000) untuk anak-anak. Beberapa bagian pameran, mengenakan biaya masuk tambahan. (*)