Lisa BLACKPINK kembali mencuri perhatian publik, kali ini lewat penampilannya yang unik sekaligus menggemaskan. Dalam konser Deadline World Tour di London pada Sabtu malam, penyanyi internasional tersebut tampil dengan kostum khusus bertema Labubu berwarna pink. Tak heran jika penggemar langsung menjulukinya sebagai Pink Labubu.
Outfit ini dirancang oleh Brett Alan Nelson, menampilkan crop top berbulu dengan detail bustier korset, dipadukan dengan miniskirt fuzzy serta sepatu boots tinggi berbulu warna pink yang senada. Pada bagian pinggang, Liza BLACKPINK menambahkan aksesoris berupa boneka Labubu pink yang telah dikustomisasi oleh Marko Monroe. Sebagai kejutan, ia sempat mengangkat topeng Labubu ke wajahnya di atas panggung, membuat penonton semakin antusias.
Bagi penggemar setianya, penampilan Liza BLACKPINK dengan Labubu ini bukan hal yang asing. Jauh sebelum momen konser tersebut, ia memang dikenal sebagai kolektor setia Pop Mart, terutama seri boneka Labubu karya seniman Hong Kong, Kasing Lung.
BACA JUGA: Lisa BLACKPINK Menarik Perhatian dengan Outfit Daur Ulang
Lisa pernah mengunggah foto dirinya memakai tas Louis Vuitton Nano Speedy yang dihiasi dua Labubu mungil. Ia juga mengaku sering berburu Pop Mart di berbagai kota dunia, mulai dari New York, Miami, Paris, hingga kembali ke Asia.
Popularitas Labubu sendiri semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Awalnya hanya hadir dalam bentuk “blind box” dengan desain random, kini boneka ini sudah dianggap sebagai collectible item yang bernilai tinggi.
Tak hanya Lisa BLACKPINK, sederet selebritas dunia seperti Dua Lipa, Rihanna, Kim Kardashian, hingga David Beckham juga terlihat membawa aksesoris Labubu. Namun, sepertinya hanya Lisa yang benar-benar menyatu dengan karakter tersebut.
Kehadiran Lisa BLACKPINK bukan sekadar fashion statement, melainkan juga simbol gaya hidup modern yang playful, berani, dan penuh warna. Sosok Lisa bisa menjadi inspirasi dalam mengekspresikan diri melalui mode sekaligus mengikuti tren koleksi yang sedang booming. Dengan gayanya yang khas, Lisa membuktikan bahwa menjadi dewasa tidak berarti kehilangan sisi fun dan imajinatif. (*/rez)